Islam dan Bekerja Keras


Islam merupakan agama yang rahmat, maksudnya  seluruh ajaran Islam yang dibawa baginda Nabi saw merupakan rahmat.
Salah satu ajaran Islam adalah bekerja. Tidak dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial atau zoon politicoon. Minimal manusia harus berinteraksi dengan satu atau dua orang agar bisa melangsungkan hidupnya.

(Baca kejayaan Islam masa Umar bin Abdul Aziz)
Kalau ia pingin makan maka ia butuh prtani untuk menanam padi atau gandum atau sayuran, jika ia ingin makan lauk maka ia butuh nelayan, untuk menggunakan wajan, periuk dan alat-alat dapur maka ia butuh pengrajin dan seterusnya.
Untuk itulah sudah menjadi nikmat Allah bahwa Allah menciptakan manusia dengan berbagai skill dan keahliaannya.
Dengan demikian manusia diharapkan bekerja agar bisa menutup kebutuhan orang lain di sekitarnya. Dengan sama-sama bekerja maka roda kehidupan bisa berjalan dengan baik.
Banyak alasan kenapa manusia harus bekerja, di antaranya bekerja itu untuk mencari nafkah dan mengais rizki untuk dirinya.

(BACA BAHAYA SUAP)

Kalau dia tidak bekerja maka ia telah menyia-nyiakan dirinya dan keluarganya, dan hal ini dilarang oleh afama. Baginda Nabi saw bersabda
كفى بالمرء اثما ان يضيع من يقوت
" cukuplah seorang berbuat dosa pabila menyia-nyiakan orang yg ditanggungnya.


Beliau juga bersabda
لان يحتطب احدكم حزمة على ظهره خير له من ان يسال احدا فيعطيه او يمنعه
" sekiranya salah seorang di antara kamu mencari kayu bakar dan dipikulnya dalam ikatan kayu, maka itu lebih baik daripada meminta-minta orang baik orang itu memberi maupun tidak (HR. Bukhori dan Muslim)
Untuk itulah saudaraku bekerja tidak hanya keharusan akan tetapi ia merupakan ibadah yang banyak pahala di sisi Allah SWT.

Kerja keras merupakan simbol kebesaran jiwa

Berkata seorang syair
اذا كانت النفوس كبارا    تعبت فى مرادها الاجساد

Jika jiwa itu besar, maka badan-badan akan bekerja keras untuk mencapainya.

Benar, orang yang cita-citanya besar maka ia rela bangun malam pergi pagi, ia curahkan tenaga dan pikirannya untuk mengejar impian-impiannya itu.
Begitu sebaliknya, orang yang berjiwa kerdil maka sering mengeluh, pemalas, tidak semangat, selalu menyalahkan orang lain,..cita-cita besar menurutnya hanya kemustahilan.
Kalau kita sekarang ini seperti itu berarti ketahuilah kita bukan orang yanv visioner, kalah sebelum bertanding dan kelak saat kita tiada kita tidak menanam kebaikan apa-apa di dunia ini.
Bercita-citalah, lalu bertekadlah menggapainya, mulailah dari yang terkecil, selangkah demi selangkah karena ribuan kilometer itu ditempuh dari satu langkah.

Tawakkal yang salah

Kadang ada orang yang ngomong, saya ini pasrah tidak bekerja. Allah pasti meeberi rizki kita. Hal ini keliru bagi orang yang awam.
Baginda Nabi saw dawuh :" ikatlah untamu lalu bertawakkallah"
Jadi kita disuruh mengikat unta kita, mengunci sepeda motor kita, mengunci rumah kita, bekerja atau mencari pekerjaan. Adapun hasilnya baru kita pasrahkan kepada Allah SWT.

Baginda Nabi saw sang pekerja keras

Baginda nabi saw kita merupakan sosok sempurna, walaupun sebenarnya beliau bisa hanya berdoa lalu Allah akan memberikan harta dan sebagainya.
Tetapi apa yang dilakukan beliau, beliau tetap berdagang, berperang, dan mnyuruh umatnya untuk tidak berpangku tangan.

Beliau melarang umatnya mengemis kecuali dalam keadaan terpaksa, dan beliau berlindung dari penyakit malas dan pengecut.

Wallahu A'lam
Oleh: Kholil Misbach, Lc

Comments

Kholil said…
This comment has been removed by the author.

Popular posts from this blog

Bahaya bagi Pencela